Wednesday, February 18

Selasa, 17/02/2009 15:09 WIB
Tepung Coklat Palsu Marak Beredar, 6 Produsen Terlibat
Suhendra - detikFinance


Foto: Reuters Jakarta - Produsen pabrik pengolahan kakao (cocoa powder) mengeluhkan banyaknya tepung kakao (coklat) palsu yang bereda di pasaran. Beredarnya tepung kakao palsu ini selain mengancam omset produsen yang menggunakan kakao asli, juga mengancam konsumen dari sisi kesehatan.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Asosiasi Industria Kakao Indonesia (AIKI) Aluisius Wayandanu saat ditemui detikFinance di Gedung Departemen Perindustrian, Selasa (17/2/2009).

Selama ini tepung kakao coklat standar berasal dari olahan biji kakao, sedangkan tepung kakao palsu menggunakan kulit coklat sebagai bahan baku tepung yang rentan terkontaminasi bahan-bahan kimia pembasmi serangga yang biasa melekat pada kulit kakao.

"Sekarang sudah mulai banyak tepung kakao palsu, kejadian sudah sejak tahun lalu, tapi sekarang semakin marak, untuk kami minta pemerintah segera gunakan SNI wajib," ujar Aluisius.

Ia mengatakan harga tepung kakao palsu sepertiga lebih murah dari harga tepung kakao asli. Sedangkan harga tepung kakao asli harganya mencapai Rp 14.000 per kilo.

Yang menyeramkan lagi, pihaknya sudah melakukan investigasi terhadap produsen yang diduga memasok barang palsu ini. Hasilnya di wilayah Jawa Barat ditemukan 6 perusahaan yang melakukan praktek semacam ini.

Ia memperkirakan 1 pabrik bisa memproduksi 2.000 ton atau dalam setahun bisa mencapai 12.000 ton tepung kakao palsu. Artinya angka ini cukup besar dari beberapa produsen anggota AIKI yang hanya memproduksi 300.000 biji kakao atau 46% diolah menjadi tepung kakao mencakup 15 perusahaan.

Dikatakannya para produsen sudah berkali-kali menyampaikan hal ini kepada BPOM namun tidak mendapatkan respon. Bahkan produsen-produsen tersebut justru telah memperoleh izin edar dengan memperoleh kode makanan dalam negeri (MD) dari BPOM.

"Saya sudah surati BPOM tiga kali, tapi belum ada tanggapan. Apa BPOM harus menunggu ada korban dulu baru bertindak," ucapnya.

Hal ini menurutnya sangat penting, karena harga tepung kakao yang murah justru banyak diminati oleh para produsen makanan inudustri kecil menengah (IKM) untuk membuat campuran coklat seperti biskuit, roti isi dan minuman coklat.

Dikatakannya berdasarkan uji laboratorium yang dilakukan oleh AIKI, tepung kakao palsu banyak mengandung bakteri tinggi dan zat kimia yang biasa disemprotkan untuk membasmi serangga di perkebunan kakao, terutama bagi kulit kakao impor.

(hen/lih)

detik.com

No comments: